Software Pembiayaan Sistem Syariah LKMA Free Download…!
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-—Provinsi Jawa Timur dikenal merupakan salah satu provinsi yang memiliki pesantren paling banyak. Dengan jumlah pesantren sekitar 1.500 buah, tentu saja Jawa Timur menjadi potensi pengembangan ekonomi kaum santri.
Namun ironisnya, pertumbuhan lembaga keuangan mikro syariah (Baitul Maal wa Tamwil/BMT) di Jawa Timur lebih lambat dibandingkan Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Ketua II BMT Center, Awalil Rizki, mengatakan lebih lambatnya pertumbuhan BMT di Jawa Timur terus menjadi diskusi intensif di kalangan asosiasi BMT di Indonesia.
Alasannya, ada ketidaksinkronan antara potensi ekonomi yang ada dengan pencapaian pertumbuhan BMT. “//Kan aneh kalau potensinya paling besar tapi pertumbuhannya lebih lambat di bandingkan daerah-daerah sekitarnya,” ujar Awalil Rizki kepada Republika, Rabu (17/11).
Berdasarkan kajian yang dilakukan BMT Center, lanjut Awalil, ada beberapa penyebab yang membuat pertumbuhan BMT di Jawa Timur berjalan pelan. Penyebab utama, ungkapnya, adalah faktor ketokohan kyai yang terlalu mendominasi penyelenggaraan BMT.
Operasional BMT yang terus berada di bawah bayang-bayang kyai, membuat langkah kaki BMT terseok-seok. “Makanya kami terus memberikan pemahaman jika pengelolaan BMT bukan seperti pesantren, karenanya harus lepas dari ketergantungan terhadap kyai.”
Dikatakan, faktor kyai sesungguhnya bisa menjadi alat lontar awal bagi pertumbuhan BMT yang sehat. Dengan ketokohan kyai, BMT mendapatkan modal awal yang kuat untuk menggiring masyarakat kecil agar memfokuskan pengelolaan keuangannya di BMT. “Mulai menyimpan uang, meminjam permodalan, sampai investasi,” imbuhnya.
Kyai dan BMT harus berdiri bersama-sama secara profesional terkait menumbuhkan perekonomian masyarakat kecil dan kaum santri. Kyai dengan pemahaman agamanya, bisa mendorong masyarakat dan santri untuk melakukan transaksi keuangan syariah melalui BMT. Sebaliknya, BMT harus bisa bekerja profesional mengelola dan menyalurkan dana masyarakat pada sektor riil. “Dengan sinergi ini, seharusnya BMT bisa lebih cepat tumbuh di Jawa Timur.”
http://bursa.ariefew.com/ironis-pertumbuhan-bmt-di-jatim-lebih-lambat/