JODOH – Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PInBUK) Provinsi Kepulauan Riau menargetkan pembentukan 60 Balai usaha Mandiri Terpadu (BMT) di enam kabupaten/kota. Pelaksanaannya, paling lambat pada tahun 2009 mendatang.
Hal itu diungkapkan Direktur PInBUK Provinsi Kepri Gunawan Satary saat dikonfirmasi di sela rapat kerja PInBUK Kepri di Hotel Majesty Minggu, (24/8). Menurutnya, program tersebut merupakan salah satu langkah paling efektif dalam mengembangkan industri UKM di provinsi termuda itu. Dikatakan, BMT memiliki fleksibilitas dalam hal pembentukan institusi yang dapat dilakukan oleh koperasi maupun komunitas pelaku UKM. Selain itu, plafon kredit yang dapat diberikan oleh BMT dinilainya relatif cukup untuk membantu UKM, yakni Rp1-5 juta per usaha dengan syarat pengajuan yang mudah. Gunawan mengatakan, jumlah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan skema perkreditan UKM dari bank-bank umum belum cukup mengakomodir kebutuhan dana segar bagi perkembangan industri kecil di Kepri. Proses pengajuan kredit yang masih sangat selektif dan keterbatasan plafon kredit adalah dua hal utama yang dinilainya menjadi penyebab pengucuran kredit UKM dari BPR dan bank umum di Kepri belum maksimal. Dengan persyaratan yang lebih mudah dan flesibilitas dalam pembentukannya, ia yakin bahwa BMT akan menjadi salah satu pilihan bagi para pelaku UKM untuk mendapatkan kucuran kredit usaha. Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Kadisperindag) Kota Batam Ahmad Hijazi mengatakan saat ini pertumbuhan industri UKM di Kota Batam masih membutuhkan lembaga-lembaga yang dapat memediasi atau membantu pengucuran kredit UKM. Disebutkan, produk-produk UKM di Batam dan Kepri pada umumnya mendapat kompetitor dari luar negeri sehingga lembaga-lembaga seperti PInBUK ini masih sangat dibutuhkan untuk membantu permodalan. Tidak Berbunga Menurut Manager Kelembagaan PInBUK Pusat Subhan Choir, beberapa BMT telah memiliki anggota sebanyak 10.000 pelaku UKM serta aset lebih dari Rp100 miliar. Sejak digulirkan pada 1995, telah lebih dari 3800 unit BMT di 29 provinsi di Indonesia dengan jumlah anggota sekitar 30 juta pelaku UKM. Dikatakan, BMT merupakan koor bisnis dari PInBUK dan hingga kini menjadi andalan lembaga tersebut dalam upaya membantu perkembangan industri UKM di Indonesia. Sedangkan secara kelembagaan PInBUK, dapat berfungsi sebagai mediator antara pelaku UKM dengan perbankan dan secara langsung dapat membantu kredit UKM melalui pendirian institusi BMT. Secara teknis, BMT dapat didirikan dengan modal awal hanya sebesar Rp50 juta. Jika dikelola dengan baik modal tersebut akan kembali dalam waktu tiga bulan (break even point). Keuntungannya diperoleh melalui sistem bagi hasil dan kerjasama usaha sehingga tidak mengenal adanya suku bunga dalam pemberian plafon kredit sehingga tidak memberatkan debitur. Secara nasional PInBUK Pusat menargetkan pembentukan lebih dari 5.000 BMT di berbagai daerah sepanjang 2008. Hingga kini 50 persen dari target tersebut telah tercapai. Sementara jenis-jenis UKM yang paling banyak diberdayakan oleh BMT-BMT tersebut antara lain di sektor-sektor usaha makanan cepat saji, ritel dan kerajinan tangan. (sm/id)http://sijorimandiri.net/fz/index.php?option=com_content&task=view&id=2022&Itemid=26