Boyolali, (29/4). Lahirnya banyak BMT yang berdiri di Solo Raya (Sragen dan Karanganyar, Jawa Tengah) menunjukkan bahwa sebenarnya masyarakat membutuhkan lembaga ekonomi mikro yang berbasis syariah. Hal tersebut disampaikan oleh Adib Yuhairi koordinator Asosiasi BMT Syariah Solo Raya.
“Kami sebagai pelaku lembaga keuangan mikro BMT sebenarnya cukup kaget melihat perkembangan BMT selama 2 tahun terkhir,” ungkap Adib. Karena menurutnya sebelumnya BMT merupakan lembaga yang terpinggirkan bahkan tidak diakui posisinya. Namun dalam perkembangannya ternyata mampu menjadi salah satu lembaga yang dapat menyokong pertumbuhan ekonomi ditingkat bawah. “Perkembangan ini nampak jelas jika dilihat dari masing-masing kabupaten pasti ada BMT yang menonjol,” terangnya. Hal tersebut menunjukkan bawa BMT diterima bahkan sudah menjadi kebutuhan di kalangan ekonomi kecil. Apalagi perkembangan pasca keputusan mentri Kepmen tentang Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) membuat pertumbuhan BMT semakin cepat. Keadaan ini mendorong tumbuhnya BMT secara spontan, ini terlihat dari banyaknya anggota baru asosiasi yang bergabung. Menurutnya dengan banyaknya BMT baru akan lebih mendorong iklim kompetisi. “Kalau dulu tantangannya bagaimana untuk survive, namun sekarang sudah bergeser ke keharusan untuk bisa komptetitif,” tandas Manager BMT Tumang ini. Peningkatan SDM Dalam babak baru BMT ini, ia mengaku harus terus belajar dan meningkatkan kemampuan SDM yang dimilikinya. “Tidak mudah untuk mendapatkan SDM yang baik apalagi di BMT. Karena orang yang berada di BMT tidak hanya sekedar bisnis melainkan ada kewajiban lain yang harus dipenuhi. Misalnya dakwah, sosialisasi dan ada banyak lagi yang saling berkaitan,” tegasnya. Untuk meningkatkan kemampuan, secara rutin dilakukan penigkatan kapasitas. Di BMT Tumang yang ia pimpin mempunyai beberapa program kerja yang dilakukan. Program tersebut dilakukan secara siklus harian, mingguan dan 6 bulanan. Untuk program harian di BMT Tumang ada program rutin harian dengan melakukan ceklist spiritual yaitu mencatat aktifitas spiritual sejak bangun tidur hingga kembali tidur. SMS tahajud juga tak lupa dilakukan untuk menjaga agar seluruh karyawan dapat menjaga diri mereka agar dekat pada Allah. Program dua mingguan dilakukan kajian keislaman, dan enam bulanan dilakukan pengajian akbar. “Semua itu dilakukan untuk meningkatkan kapasitas seluruh personil,” tutup Adib.http://www.pkesinteraktif.com/content/view/4864/70/lang,id/