Orientasi BMT Mulai Pragmatis

Artikel BMT

Banyak Bermunculan Penumpang Gelap

Yogyakarta, Kompas – Ada sebagian baitul mal wat tamwil yang dalam praktiknya kini tidak lagi berorientasi ideologis, melainkan pragmatis. Sebagian BMT tidak lagi membantu orang miskin yang tak memiliki akses ke dunia perbankan, tetapi lebih pada upaya mencari untung.
Moch Yazid Afandi, Sekretaris Jenderal Asosiasi BMT Seluruh Indonesia (Absindo) DI Yogyakarta, mengatakan perkembangan BMT, yang sering disebut balai usaha mandiri terpadu, di DIY sebenarnya cukup pesat. Saat ini ada 150-an BMT, baik itu yang sudah tercatat pada Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi maupun yang belum terdaftar. “Akan tetapi, jumlah yang besar ini dalam praktiknya memunculkan keprihatinan. Hal ini berhubungan dengan munculnya berbagai ‘penumpang gelap’ yang mengatasnamakan BMT,” tutur Yazid dalam acara diskusi di kantor Lembaga Ombudsman Swasta (LOS), Selasa (5/5). Menurut Yazid, banyak pihak mencatut nama BMT secara serampangan, tanpa mengindahkan filosofis dasar lembaga keuangan mikro syariah. BMT hanya dijadikan kedok untuk menarik dana dari masyarakat yang justru berujung pada timbulnya masalah. Bahkan, lanjut Yazid, ada satu kasus, sebuah “BMT” di DIY mencatut nama BMT resmi lain, padahal mereka tidak berhubungan satu sama lain. “Kini, kami tengah mengadvokasi mereka,” ujarnya. Yazid menyebut ada sejumlah modus BMT bermasalah, yang diamati oleh Absindo selama 2008. Modus tersebut, antara lain tidak menjadikan nilai syariah sebagai standar operasional, melainkan ke arah profit. Struktur dewan pengawas syariahnya tidak jelas dan laporan keuangannya tertutup.Priyonggo Suseno dari Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia mengatakan menjamurnya BMT tak lepas dari tingginya peluang dan kemudahan untuk mendirikan lembaga tersebut. Di sisi lain, masalah syariah belum secara transparan dan sistematis dipahami oleh masyarakat, termasuk nasabah BMT. “Hal ini membawa implikasi pada rendahnya kepedulian masyarakat terhadap kepatuhan aspek syariah dari BMT tempat mereka bermitra,” ujarnya. Menurut Priyonggo, gerakan BMT ditentukan pada saat lembaga itu berdiri. Ada BMT yang ingin memberi fasilitas permodalan bagi pengusaha mikro kecil, BMT yang ingin membantu masyarakat dari cengkeraman rentenir, maupun menjawab permasalahan ekonomi umat Islam.Ketua LOS Ananta Heri Purnama mengemukakan bahwa BMT sebenarnya bisa menjadi solusi untuk menangani permasalahan kredit mencekik yang saat ini memberatkan warga miskin. “Kami menaruh harapan besar pada BMT agar warga miskin ini tidak lagi terjebak oleh lintah darat,” ujarnya. (WER) http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/05/06/16264671/orientasi.bmt.mulai.pragmatis…

Software BMT Free Download…!

Share this

Leave a Reply

Your email address will not be published.