Setiap individu manusia selalu mengharapkan kedamaian, keamanan, kenyamanan, dan tumbuhnya rasa kasih sayang. Dalam hal ini Rasulullah Saw mengajarkan kepada kita untuk memenuhi keinginan kita akan rasa nyaman dan damai penuh kasih sayang. Salah satu caranya adalah dengan menyemarakkan atau menebarkan salam. Rasulullah Saw bersabda, “Kalian tidak akan masuk surga sehingga kalian beriman, dan kalian tidak beriman sampai kalian saling mengasihi dan mencintai, apakah kalian mau aku tunjukkan kepada sebuah amalan yang apabila kalian amalkan, kalian akan saling mengasihi dan mencintai?, terbarkanlah salam diantara kamu“. (HR. Muslim). Sepintas apa yang disampaikan oleh Rasulullah Saw sangatlah sederhana, menebarkan salam, tapi sungguh apa yang disampaikan oleh Rasulullah sangat memiliki makna yang sangat dalam apabila diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Karena salam dalam Islam berbeda dengan ucapan selamat pagi, siang, dan malam. Salam dalam Islam mengandung do’a baik dari orang yang mengucapkan maupun dari yang menjawab salam tersebut. Semarakkan salam dalam maknanya saling menebar rasa damai, nyaman di antara kalian. Dalam konteks ini mari kita simak hadits Rasulullah Saw yang artinya, “Seorang muslim yang paling baik adalah muslim yang mampu membuat orang lain terselamat dari (bahaya) lisan dan tangannya“. (HR. Bukhari dan Muslim). Kata orang lidah tak bertulang, meski tak bertulang tapi lidah mampu menciptakan kedamaian dan sebaliknya bisa menimbulkan kekacauan dan kekisruhan. Bagaimana lidah seorang muslim yang tidak baik memfitnah orang, menceritakan aib orang, memaki orang sampai kepada merayu dan menggoda orang. Akibat lisan rumah tangga orang bisa berantakan, sebuah organisasi bisa terpecah belah, sebuah negara bisa terjadi perang saudara. Salam dapat menimbulkan kasih sayang, mungkin kita bisa ambil contoh dari kisah Umar bin Khatthab mengenai Ali bin Abi Thalib yang tidak pernah mendahului mengucapkan salam ketika bertemu dengan dirinya. Umar mengadu kepada Rasulullah Saw mengenai perihal ini. Lalu Rasulullah Saw memanggil Ali dan menanyakan kebenaran pengaduan Umar tersebut. Ali membenarkan, tetapi alasan yang digunakan oleh Ali sangatlah menyentuh hati, yaitu ia ingin Umar mendapat istana di surga, sesuai dengan sabda Rasulullah yang menyebutkan; “Siapa yang mendahului saudaranya mengucapkan salam, Allah akan memberikan baginya istana di surga.” Sungguh luar biasa sebuah ajaran dari Rasulullah Saw yang terlihat sangat sederhana, tetapi memiliki makna yang sangat dalam dan dapat memberikan kedamaian, kemanan, dan kasih sayang kepada setiap orang yang mengaplikasikan salam ini dalam kehidupan sehari-hari. Wallaahu a’lam. (Zar, www.pkesinteraktif.com)