Selasa, 17 Maret 2009
Jakarta, (17/03). Krisis keuangan global mulai menjangkit di operasional Baitul Mal wa Tamwil (BMT). Lembaga Keuangan Mikro Syariah ini mulai merasakan dampak krisis yang melanda sistem keuangan dunia. Hal ini disampaikan oleh Direktur BMT Husnayain, Komarudin, saat dihubungi kantor berita ekonomi syariah. Pasalnya, krisis keuangan saat ini secara kasat mata telah dirasakan oleh masyarakat kecil, dengan beberapa harga kebutuhan masyarakat yang cukup mahal, sehingga menyebabkan kemampuan daya beli masyarakat berkurang. Dengan demikian kebutuhan mereka untuk melakukan saving (menyimpan dana) pun berkurang. Sementara, masyarakat pedagang (usaha) mengalami penurunan usaha mereka, hal inipun mengurangi kemampuan mereka untuk menyimpan dananya. Disamping itu, lanjut Komarudin, para anggota dan nasabah BMT Husnayain kebanyakan adalah mereka yang bekerja di pabrik dan para pedagang pasar. Sementara ini banyak pabrik-pabrik yang terkena imbas dari krisis keuangan global ini, begitu juga kondisi perdagangan di pasar mengalami penurunan. ”Melemahnya kemampuan masyarakat ini mengurangi kemampuan daya serap BMT Husnayain menghimpun dana dari masyarakat dan mengurangi kemampuannya untuk menyalurkannya ke masyarakat,” ungkap Komarudin. ”Oleh sebab itu, BMT Husnayain tidak berani mentargetkan laba yang terlalu tinggi untuk tahun ini,” tambahnya. Selama ini, BMT Husnayain selalu mencapai target tahunan. Mulai dari target pembiayaan, asset, ataupun target laba. Untuk laba rata-rata setiap tahun BMT Husnayain dapat membukukan Rp 135 juta. ”Buat kami cukup lumayan untuk membagikan SHU ke anggota.” jelasnya.[roel] http://www.pkesinteraktif.com/content/view/4479/71/lang,id/