Software Pembiayaan Sistem Syariah LKMA Free Download…!
MUHAMMAD BAYU VESKY
LIMAPULUH KOTA – Tidak tahan melihat masyarakat terus-terusan didera kemiskinan, membuat warga Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang, Kecamatan Luhak Kabupaten Limapuluh Kota (115 Km dari Kota Padang), meluluhkan kebekuan fungsi intermediasi industri perbankan di bidang pertanian. Salah satu caranya adalah Gabungan kelompok tani bernama Lestari, hingga mengelola keuangan pertanian dengan nama Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA) Prima Lestari. Ketika gagasan muncul banyak orang menyebut ide konyol. Dipicu ingin maju dan memperbaiki ekonomi masyarakat kalangan petani, anggota gabungan kelompok tani (Gapoktan) Lestari di antaranya Musni Faisal, 27, dan kawan-kawan, mencari wadah yang bisa dijadikan tempat diskusi. Mereka bertukar pikiran dan belajar dengan pencetus LKMA Prima Tani, Masril Koto asal Nagari Koto Tinggi, Kecamatan Baso, Kabupaten Agam. Masril adalah lelaki tak tamat SD yang kini masuk nominasi Danamon Award. Masril pulalah yang membuat ratusan LKMA di Sumbar dengan asset hampir Rp100 miliar. Berkat lelaki itulah, Gapoktan Lestari terus mengepakkan sayap. Hingga akhirnya mereka sepakakat mendirikan LKMA yang diberi nama Prima Lestari. “Kami terinspirasi dengan Masril Koto. Makanya nama Prima Lestari sedikit diambil dari Prima Tani. Bahkan ketika peresmian LKMA, kami sengaja mengundang Masril Koto dan Alberso Sati Marajo 17 Februari 2009. Jujur saja, kedua lelaki yang saya sebut tadi, adalah tempat diskusi dan bertanya kami,” kata Manager Umum LKMA Prima Lestari Musni Faisal kepada Singgalang Selasa (12/10) di kantor LKMA Prima Lestari Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang. Singkat cerita musim berganti. Diceritakan Faisal —sapaan akrab Musni Faisal— pihaknya bersama pengelola LKMA Prima Lestari, di awal pergerakan sedikit gamang. Itu disebabkan masih minimnya aset yang dimiliki. Kalau pun, hanya bersifat modal dasar yang diberikan oleh sejumlah orang dari 240 anggota yang tersebar di 26 kelompok tani dalam Gapoktan Lestari. “Alhamdulillah, ketika saya dan kawan-kawan berdiskusi dengan Masril Koto, akhirnya ada peluang rancak. Pertama ada kredit mikro nagari. Kami ambil dan dijadikan aset LKMA. Selanjutnya juga ada dana yang berasal dari Program Pengembangan Usaha AgriBisnis Pedesaan (PUAP) Nasional. Senang betul hati kami saat itu,” kenang Faisal yang tercatat sebagai utusan Sumbar untuk Jambore Bakti Pemuda, di Kalimantan Barat beberapa waktu lalu. Lantas ketika semua keyakinan sudah matang, baik itu dari pihak LKMA Prima Lestari maupun dari Gapoktan Lestari, selanjutnya disepakatilah LKMA Prima Lestari akan berjalan dengan sistem syari’ah. Setiap urusan dipermudah tanpa bunga besar dan agunan. Bagi petani yang akan melakukan simpan pinjam, diberikan kemudahan khusus tanpa prosedur yang merepotkan. “Kini alhamdulilah aset LKMA Prima Lestari sudah mencapai Rp460 juta. Setiap anggota kelompok bisa meminjam. Begitu juga masyarakat nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang. Pinjaman paling tinggi baru Rp15 juta,” kata Faisal, sembari memperagakan sejumlah dokumen foto, sewaktu LKMA diresmikan setahun lebih silam. Berkat ketangguhan LKMA Prima Lestari itu juga, sebulan lampau sengaja diutus Pemprov Sumbar untuk berlaga dalam lomba Gapoktan dan LKMA berprestasi se-Indonesia. Hasilnya LKMA Prima Lestari menjadi yang terbaik dan dinyatakan sebagai pemenangnya. “Insya Allah, hadiahnya kita terima bulan November depan. Yang akan diberikan langsung oleh Menteri Pertanian bersama Menteri Koperasi,” terang Faisal.
Percontohan Masih menurut Faisal, belum lama LKMA Prima Lestari berdiri, pihaknya juga merasa beruntung tatkala sejumlah daerah di Sumatra Barat menjadikan LKMA yang dipimpinnya sebagai bahan percontohan dan studi banding. Di antara PPL Dinas Pertanian yang melakukan studi banding ke daerah di lereng Gunung Sago itu adalah PPL Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang, Padang Pariaman, Pasaman Barat dan Solok Selatan. “Mereka datang ke sini, bertanya bagaimana cara dan pengolaan LKMA sehingga bisa menjadi yang terbaik. Rasanya kami juga belum baik. Tapi yang jelas kami akan mencoba memberikan yang terbaik. Walaupun itu penuh rintangan. Satu lagi, kami juga ingin mewujudkan visi Gapoktan dan LKMA ini menjadikan anak nagari Sikabu-Kabu lepas dari kekangan ekonomi dan renteiner,” kata bujangan itu. (*)
http://www.hariansinggalang.co.id/sgl.php?module=detailberita&id=1211