Sabda Rasulullah saw : “aku lebih utama dari setiap orang beriman atas diri mereka sendiri, maka barangsiapa yg wafat dan menanggung hutang dan ia tidak meninggalkan harta untuk melunasinya, maka akulah yg akan menanggung hutangnya, dan barangsiapa yg wafat dan meninggalkan harta, maka untuk ahli warisnya” (Shahih Bukhari)
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Limpahan Puji Kehadirat Allah Maha Raja Langit dan Bumi. Nama Yang Maha Suci dan Maha Abadi. Barangsiapa yang mensucikan Allah maka ia akan suci dan abadi dalam kenikmatan, kesucian, kehidupan yang abadi, kesucian setelah kehidupannya abadi dalam Kasih Sayang Allah yang abadi, Kasih Sayang yang tiada pernah ada akhirnya, Kasih Sayang yang membuka segala anugerah sepanjang waktu dan zaman. Allah yang paling berhak dimuliakan dan diagungkan. Yang dengan mengagungkannya terangkatlah derajat manusia kepada kemuliaan dan keagungan. Dan tiada keagungan yang abadi kecuali mereka yang memuliakan Sang Maha Agung, Dialah (Allah) yang mensucikan (kehidupan), Maha Suci Dia (Allah). (yang barangsiapa mensucikan Allah maka) Kehidupannya akan tersucikan, (yaitu) mereka yang memuji (Allah) yang paling berhak dipuji, Dialah (Allah) maka kehidupan mereka akan terpuji.
Hadirin – hadirat, dan Allah Swt memuliakan hamba – hambaNya, mereka yang mau kembali kepada Allah setelah bertaubat, mereka yang mau kembali kepada Allah setelah berdosa lalu bertaubat dan setelah bertaubat lalu bertaubat dan ia terus menaiki tangga – tangga keluhuran taubat, dari satu derajat menuju derajat lainnya, dari satu gerbang kesucian taubat menuju gerbang cahaya taubat selanjutnya. Demikian keadaan Sayyidina Muhammad Saw, orang yang tidak pernah berdosa dan ma’shum (terjaga dari dosa). Namun memahami rahasia kemuliaan taubat maka beliau bertaubat 70X setiap harinya bahkan sampai 100X setiap harinya kepada Allah Ya Rahman Ya Rahim. Wahai Yang Maha Mencintai hamba yang bertaubat, jadikan kami hamba yang selalu bertaubat, jadikan kami hamba yang mencintai taubat.
Hadirin – hadirat, Allah berfirman “Alladziina yahmiluunal arsya waman haulahu yusabbihuuna bihamdi rabbihim wa yu’minuuna bihi wayastaghfiruuna lilladziina amanuu Rabbana wasi’ta kulla syai’in rahmatan wa’ilman, faghfir lilladziina taabuu wattaba’uu sabiilaka waqihim adzabaljahiim” Mereka – mereka para malaikat yang menopang arsy-nya Allah Swt, mereka yang mengangkat arsy-nya Allah; QS. Ghafir : 7.
Arsy itu hadirin – hadirat, bumi ini, langit yang pertama penuh dengan triliyunan bahkan jutaan triliyun bintang adalah langit pertama dan langit pertama jika masuk ke langit kedua bagaikan debu ditengah lautan. Sebagaimana langit kedua jika masuk ke langit ketiga, bagaiakan debu di tengah lautan. Demikian lagit keempat, kelima, keenam, ketujuh dan diatasnya adalah Lauhul Mahfudz yang jika 7 lapis langit, bumi dan segala isinya dimasukkan ke lauhul mahfudz bagaikan debu ditengah lautan dan diatasnya adalah Al Kursiy yang jauh lebih besar dari lauhul mahfudz. Dan diatasnya adalah Al Arsy yang jika seluruh Al Kursiy, Lauhul Mahfudz dan 7 lapis langit dimasukkan ke dalam Arsy, bagaikan debu di tengah lautan. Para malaikat yang menopang Arsy Allah, mereka bertasbih mensucikan Nama Allah dan beriman kepada Allah.
“Wayastaghfiruuna lilladziina amanuu” Mereka (para malaikat penopang arsy itu) beristighfar untuk orang – orang bertaubat kepada Allah. “Rabbana wasi’ta kulla syai’in rahmatan wa’ilman faghfir lilladziina taabuu..” Wahai Tuhan kami, (mereka para malaikat itu berdoa) Kau-lah Yang Maha Luas Kasih Sayang-Mu dan Pengetahuan-Mu maka ampunilah orang – orang yang bertaubat. “Wattaba’u sabiilaka..” dan yg mengikuti jalan-Mu yang benar (yaitu jalan Sayyidina Muhammad Saw)..
“Rabbana wa adkhilhum jannaati” Dan berikan kepada mereka surga; QS. Al-Mu’min : 8. “ ‘Adnillatii wa‘adtahum waman shalaha min a-baa-ihim wa azwaajihim wa dzurriyyaatihim” Dan juga berikan pula kepada yang baik dari keluarga mereka, ayahbunda mereka, keturunan mereka, suami atau istri mereka; QS. Al-Mu’min : 8.
Cahaya taubat menggetarkan para penopang Arsy-nya Allah. Jiwa pendosa yang ingin taubat kepada Yang Maha Menerima Taubat. “Innahu yuhibbu tawwabin” Sang Pemilik alam semesta mencintai hamba yang bertaubat. Merugilah jiwa yang lepas dari kemuliaan taubat. Semoga aku dan kalian selalu dalam cahaya taubat, Ya Rahman Ya Rahim. Sedemikian banyak diantara kita yang hadir ini yang masih berat bertaubat kepada Allah, padahal hal itu mengguncang Arsy-nya Allah Swt sehingga para malaikat mendoakannya, mendoakan anaknya, mendakan ayahbundanya, mendoakan kerabatnya, suami atau istrinya dan demikian Allah memuliakan hamba-Nya yang bertaubat.
Dan hadirin – hadirat, pemimpin orang – orang yang bertaubat adalah Sayyidina Muhammad Saw. “Wannajmi idza hawaa” Demi cahaya bintang yang berpijar terang – benderang; QS. An-Najm : 1. “Maa dhalla shahibukum wama ghawaa; wama yanthiqu ‘anil hawaa; in huwa illa wahyun yuuhaa; ‘allamahu syadiidulquwaa; dzuu mirratin fastawaa; wa huwa bil ufuqil a’laa; tsumma danaa fatadallaa; fakanaqaaba qausaini aw ‘adnaa; fa awhaa ilaa ‘abdihi maa awhaa; maa kadzabal fuadu maa ra-aa” QS. An-Najm : 2-11.
Najm didalam bahasa arab ada 2 makna, yaitu Najm dan Kawkab. Kawkab adalah bintang yang tidak bercahaya tapi mendapat cahaya dari bintang lain yaitu diantaranya bulan. Kalau Najm adalah bintang yang mempunyai cahaya sendiri dan berpijar. Inilah makna Najm. Sebagian para ulama menafsirkan makna Najm ini adalah Sayyidina Muhammad Saw. “Idza hawaa” ketika sedang berpijar indah. Dan “hawaa” itu sendiri juga mempunyai makna yang jelas. Hawaa itu adalah ketika hati sedang bergetar dan gemuruh dengan cinta dan rindu.
“Wannajmi idza hawaa” Demi jiwa yang berpijar dengan cahaya Allah; QS. An’Najm : 1. Gemuruh dan cinta kepada Allah. “Maa dhalla shahibukum wama ghawaa” teman kalian (Sayyidina Muhammad Saw) itu bukan orang yang tertipu dan bukan pula orang yang penipu; QS. An-Najm : 2. “Wama yanthiqu ‘anilhawaa; in huwa illa wahyun yuuhaa” Sang Nabi tidak bicara dari keinginannya (hawa nafsunya) tapi setiap ucapannya adalah kalimat Allah Swt; QS. An-Najm : 3-4. Ucapan beliau saw adalah wahyu Illahi. “‘allamahu syadiidulquwaa” Jibril as yang menyampaikan wahyu dan mengajarinya; QS. An-Najm : 5. “Dzumirratin fastawaa” yang memiliki kekuatan dan kewibawaan; QS. An-Najm : 6. “Wa huwabil ufuqil a’laa” dan ketika Sang Nabi saw itu berada di cahaya ufuk yang maha tinggi; QS. An-Najm : 7. Sebagian para mufassir menerangkan maksud dari “ufuqil a’laa” adalah cahaya Rabbul Alamin ketika Sang Nabi saw menghadap-Nya di malam Isra wal Mi’raj di bulan Rajab mubarrak ini. Dan disaat itu “tsumma danaa fatadallaa” Sang Nabi saw semakin dekat; QS. An-Najm : 8. Diperintahkan untuk semakin dekat kehadirat Allah.
“Fakaana qaaba qausaini aw ‘adnaa” sangat dekat sekali dengan Rabbul Alamin; QS. An-Najm : 9. “Fa awhaa ilaa ‘abdihi maa awhaa” maka diwahyukan kepada Sang Nabi apa – apa yang diwahyukan dari Allah langsung tanpa perantara Jibril as, langsung kepada Nabi Muhammad Saw; QS. An-Najm : 10 . Nabi saw berhadapan langsung dengan Allah. “Maa kadzabal fuadu maa ra-aa” sanubari Sang Nabi tidak dusta atas apa yang dilihatnya; QS. An-Najm : 11. Beliau saw telah melihat Rabbul Alamin, Allah mengucapkan Sang Nabi dengan kalimat “Al Fuad” sang sanubari. Maksud dan isyarat betapa dicintainya Nabi Muhammad Saw oleh Allah sehingga Allah mengatakan “maa kadzabal fuadu maa ra-aa” sanubari itu tidak berdusta atas apa yang dilihatnya. Karena apa? Karena manusia sering bicara tapi hatinya berdusta. Lidahnya menyampaikan kalimat dusta. Namun Sang Nabi saw ini ucapannya adalah kalimat Allah dan sanubarinya tidak dusta atas apa yang dilihatnya. “Afatumaaruunahu a’laa maa yaraa” apakah kalian masih mendustakan dan masih tidak percaya atas apa yang dilihat Nabi Muhammad Saw? QS. An-Najm : 12.
Hadirin – hadirat, masih muncul hingga saat ini orang yang menyangkal bahwa Sang Nabi saw berjumpa dengan Allah di malam Isra wal Mi’raj. Hadirin, ucapan ini telah dijawab oleh Allah “Afatumaaruunahu a’laa maa yaraa?” apakah ada diantara kalian yang masih meragukan apa yang dilihat Sang Nabi saw.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, Sampailah kita kepada hadits mulia yang jika mereka merenungkannya, ia akan lebur dengan cinta kepada Sang Nabi saw. Hadits ini menerangkan betapa cintanya Sang Nabi saw kepadaku dan kepada kalian. “Ana awla bil mu’miniina min anfusihim” Aku lebih utama, lebih patut didahulukan oleh orang – orang mukmin dari diri mereka sendiri. Inilah bentuk kemuliaan Allah Swt kepada Sang Nabi saw untuk setiap pribadi muslimin – muslimat. Betapa dekat dan eratnya dan tidak bisa terputusnya Sang Nabi saw dengan umatnya karena beliau “awla bil mu’miniina min anfusihim”.
Lalu apa Sang Nabi saw memberikan kepada kita? “Faman mata wa alaihi dainun, walam yatruk wafa’an fa’alaina qadhauhu” jika ada diantara kalian (di masa itu) yang wafat dan tidak punya harta untuk membayar hutang – hutangnya, maka aku yang membayar hutangnya. Sang penebus hutang umatnya, ialah Sayyidina Muhammad Saw. “Waman taraka malan faliwa rasytihi” kalau masih meninggalkan harta maka untuk ahli warisnya. Jadi pada hakikatnya yang lebih berhak kepada ahli waris itu adalah Nabi Muhammad Saw. Karena beliau saw lebih berhak daripada keluarganya tapi Sang Nabi saw mengatakan kalau ada hutang, baru aku yang ambil. Kalau ada hartanya ambil oleh keluarganya tapi kalau ada hutangnya, aku (Nabi Saw) yang akan membayarnya. Inilah sang penebus umatnya di dunia dan di akhirat. Sehingga di yaumal qiyamah, beliau saw juga yang berusaha menebus dosa umatnya dengan bersujud untuk pengampunan demi seluruh pendosa diantara aku dan kalian. Inilah Sayyidina Nabi Muhammad Saw.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, Hadits ini merupakan penjelasan dari firman Allah “Annabiyyu awla bil mu’minina min anfusihim”QS. Al Ahzab : 6. Bahwa Nabi Saw itu lebih mulia dan lebih patut didahulukan dari orang yang beriman atas diri mereka sendiri. Paling pantas dicintai lebih dari diri kita yaitu Sayyidina Muhammad Saw. Karena apa? Karena beliaulah manusia yang paling mencintai kita. Kalau selain Sang Nabi saw, tidak ada yang lebih mencintai kita kecuali Allah. Sang Nabi saw manusia yang paling cinta kepada kita karena disaat semua yang cinta pada kita lupa pada kita, beliau saw tidak lupa kepada kita. Saat semua orang menghindar, para Nabi dan Rasul menghindar, beliau saw tidak menghindar bahkan mencari kita dimanapun umatnya berada. Di jembatan ashshirat, keberatan dosa didalam timbangan amal atau sudah jatuh ke dasar neraka?
Beliau saw tetap tidak ingin senang sebelum umatnya terangkat dan terbebas dari neraka. Inilah idola, inilah Sayyidina Nabi Muhammad Saw yang sudah dijelaskan oleh Allah bahwa beliau saw lebih patut didahulukan daripada diri kita sendiri. Kenapa? Karena beliau saw mendahulukan kita daripada diri beliau sendiri. Beliau saw mendahulukan umatnya daripada diri beliau sendiri. Sampai musuh – musuhnya pun masih didoakan, masih menginginkan hidayah-Nya. Beliau saw memerangi musuh – musuh yang memeranginya tentunya. Jika membahayakan muslimin, beliau memerangi dengan senjatanya. Namun besarnya keinginan Sang Nabi saw agar musuh- musuhnya itu kembali ke dalam hidayah. Mereka yang sudah diperangi tentunya sudah jelas diperangi untuk membela dirinya dan tidak membiarkan dirinya mereka bunuh begitu saja.
Akan tetapi beruntung mereka yang berada di jalan Sayyidina Muhammad Saw. Mereka bersabar dan ketika mereka melawan musuhnya, jika mereka menang maka mendapatkan ghanimah (hasil rampasan perang) dan jika mereka kalah maka mereka sebagai syuhada (orang yang wafat dijalan Allah). Tidak ada kerugian sebagai para pembela Muhammad Rasulullah Saw. Menang mendapat pahala dan ghanimah, kalah maka syahid. Kalau tidak wafat maka ia mendapatkan pahala besar dihadapan Allah Swt sebagai fisabilillah. Tidak ada ruginya mengikuti Muhammad Rasulullah Saw.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, Di bulan yang agung ini kita bermunajat kepada Allah Swt dan saya juga ingin menyampaikan bahwa hari Rabu atau mungkin esok hari, Insya Allah Rabu sore saya pamit untuk menuju ke Madinah Al Munawwarah diberi amanat oleh Guru Mulia kita untuk berdoa di Raudhatul Nabawiy untuk kemaslahatan bangsa ini. Namun belum jelas, barangkali Rabu sore. Dan saya baru akan pulang hari Sabtu petang atau Ahad. Demikian hadirin yang dimuliakan Allah, semoga Allah Swt memberikan ijabah kepada doa dan harapan kita.
Dan keberangkatan saya menuju Madinah Al Munawwarah tidak lain mendoakan agar bangsa ini mendapatkan kedamaian dengan munculnya pemimpin yang baru di negeri muslimin terbesar di muka bumi ini. Semoga Allah melimpahkan Rahmat dan Keberkahan. Kita malam hari ini berdoa kepada Allah demi kemuliaan Isra wal Mi’raj Sayyidina Muhammad Saw. Dan demi cinta Allah Swt kepada muslimin – muslimat dan demi cinta Sang Nabi Saw kepada umat beliau saw. Dan kita memanggil Nama Allah Swt, berdzikir bersama, masukkan seluruh hajat dan doa – doamu dan kita berdoa agar Allah memperkuat bentang dakwah Sayyidina Muhammad Saw di bumi Jakarta ini, diwilayah Poso, diwilayah Bintuni, di wilayah Denpasar dan di seluruh wilayah muslimin. Ya Rahman Ya Rahim perkuatlah dan tolonglah seluruh para Da’i illaAllah yang membangkitkan dakwah Nabi kita Nabi Muhammad Saw.
Ya Rahman Ya Rahim percepatlah datangnya janji Nabi-Mu Muhammad Saw bahwa setelah beliau wafat akan muncul perpecahan, akan muncul gempa bumi, akan muncul sedemikian banyak pembunuhan dan setelah itu akan muncul banyaknya yang mengaku Nabi dan setelah itu akan muncul kemakmuran. Rabbiy pembunuhan dan saling bunuh banyak terjadi di negeri muslimin terbesar di muka bumi dan demikian juga paling banyak terjadi perpecahan dari golongan – golongan muslimin yang terjadi di Indonesia. Negeri muslimin terbesar di muka bumi. Demikian pula gempa bumi terbesar yaitu tsunami yang kini paling banyak terjadi di Indonesia paling banyak memakan korban. Dan demikian pula yang mengaku Nabi, paling banyak terjadi di negeri muslimin terbesar di muka bumi. Maka setelah itu akan muncul kemakmuran. Maka pastikan kemakmuran terbesar di bangsa muslimin terbesar di muka bumi ini, percepat kemakmuran. Kami telah melihat goncangan gempa bumi, perpecahan, pembunuhan, pengakuan Nabi dan itu semua telah lewat dan gantikan dengan munculnya kemakmuran. Ya Rahman Ya Rahim jadikan pemimpin yang akan muncul ini membawa kemakmuran muslimin – muslimat dan juga di negeri muslimin terbesar ini. Ya Dzaljali Wal Ikram Ya Dzaththauli Wal In’am.
Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah, Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah.. Ya Rahman Ya Rahim
Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah
Hadirin – hadirat, dengan ini kita akhiri majelis kita dengan doa bersama. Dan juga semoga Allah Swt menyingkirkan kita dari segala fitnah, menjaga kita dari segala apa yang akan menghancurkan dakwah Nabi Muhammad Saw. Apakah berupa terror atau berupa selebaran atau berupa apapun yang bersifat ingin memecah belah dan menghancurkan dakwah kita. Semoga Allah hancurkan dan singkirkan mereka, beri mereka hidayah agar mereka kembali kepada keluhuran. Kita berdoa bersama memohon, kita semua malam ini berdoa dengan sungguh – sungguh mendoakan seluruh muslimin- muslimat sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw “barangsiapa yang mendoakan saudara muslimnya dengan 1 doa, maka malaikat berkata “amin walaka mitsluh” amin untukmu sebagaimana doamu untuk saudaramu. Kita mendoakan pertolongan untuk seluruh muslimin, semoga Allah menolong mereka. Berapa jumlah seluruh muslimin di muka bumi, kembali keberkahannya kepada kita. Dan juga kita berdoa kepada Allah agar Allah Swt memberikan pemimpin yang terbaik bagi bangsa muslimin terbesar di muka bumi, pemimpin yang membawa kedamaian, pemimpin yang membawa ketenangan, pemimpin yang membawa kemakmuran, menindas kedhaliman, dan menolong yang lemah.
Ya Rahman Ya Rahim inilah doa kami, hantarkan keberangkatan saya pergi ke Madinah Al Munawwarah dengan doa kita bersama dengan doa Ya Arhamarrahimin Farij a’lal Muslimin.
Washallallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Ditulis Oleh: Munzir Almusawa