Saat Hatim Al-‘Asham baru menjejak kota Mekah, kabar kepandaian seorang Yahudi sampai ke telinganya. Alim yang satu ini tak menyisakan waktu untuk menemui orang tersebut. Hatim ingin menantangnya berdebat. Si Yahudi menyambut Hatim dengan enam pertanyaan: “Apa yang tidak diajarkan oleh Allah?” “Apa yang tidak dimiliki Allah?” Apa yang ada di kedai Allah?” “Apa perintah Allah terhadap para hamba-Nya?” “Apa yang diikat Allah?” “Apa yang dilepas Allah?” “Saya akan menjawabnya dengan cara Islam,” kata Hatim mula-mula. “Silahkan,” yang bertanya mempersilahkan. Hatim lalu menjelaskan: “Yang tidak diajarkan Allah adalah mengenai adanya sekutu dengan Dia dan bahwa Allah mempunyai anak. Sungguh Allah tidak pernah mengajariku itu.” “Yang tidak dimiliki Allah adalah sifat dzhalim. Dia tidak pernah mendzhalimi hamba-Nya dengan sesuatu apapun.” Yang tidak ada dalam kedai Allah adalah kefakiran. Dia Allah Yang Mahakaya dan kalian fakir.” “Yang diminta pada para hamba-Nya adalah hutang nazar (barang siapa berhutang kepada Allah dengan hutang yang baik).” Yang diikat Allah adalah orang kafir dengan tali panggang api neraka.” “Dan yang dilepaskan-Nya dari tali panggang api neraka adalah hamba-Nya yang dicintai.” Argumentasi ini rupanya dapat menggugah hati dan menerangi langkah lawan debat Hatim. Dia akhirnya sukarela memeluk Islam. Sumber: Kisah Sejuta Hikmah Syaikh Shihabuddin Al-Qalyubi http://www.pkesinteraktif.com/content/view/4757/219/lang,id/