Mudahnya Bertransaksi dengan m-Banking

Berita Teknologi Informasi

PERSAINGAN di industri perbankan, khususnya sektor consumer banking saat ini sangat ketat. Hal tersebut terjadi seiring dengan tuntutan terhadap tersedianya kemudahan dan kesederhanaan prosedur, yang makin lama semakin meningkat. Karena, masyarakat semakin menuntut kepraktisan dalam berbagai aspek kehidupannya, termasuk dalam hubungannya dengan layanan perbankan. Tuntutan itu dijawab oleh kalangan perbankan dengan mehyediakan berbagai layanan. Kalau sebelumnya phone banking, yang mengandalkan penggunaan telepon, kemudian Internet Banking dengan menggunakan komputer, terutama desktop, kini melalui layanan Mobile Banking atau m-Banking. Layanan ini memiliki kelebihan dibandingkan layanan sebelumnya, karena dapat diakses dari mana dan kapan saja dikehendaki sepanjang tersedia layanannya. m-Banking memberikan kemudahan kepada setiap orang untuk sekedar mengecek saldo tabungan, membayar tagihan ataupun mentransfer dana ke rekening lain. Artinya, kegiatan yang beberapa waktu lalu harus dilakukan di depan teller, kini bisa dilakukan dalam keadaan apa pun, kapan pun, tanpa harus datang ke kantor cabang bank, atau anjungan tunai mandiri (ATM). Beberapa waktu lalu, orang cukup puas melakukan transaksi lewat ATM. Mesin ini cukup mampu memberikan solusi pembayaran tanpa harus antri. Tetapi tak dapat dipungkiri, belakangan bertransaksi di ATM pun tak ubahnya bertransaksi di bank. Padat dan antri. Dan yang tak boleh dilupakan, bertransaksi melalui ATM, kehadiran tetap menjadi faktor penting. Wajar saja jika ATM di kemudian hari akan dikalahkan oleh m-Banking. Bukan saja lebih mudah, m-Banking tidak memerlukan kehadiran. Meski begitu, transaksinya tetap bisa dilakukan secara cepat, tepat dan aman. m-Banking sangat tepat diperuntukkan bagi mereka yang mungkin karena begitu ketatnya jadwal, sibuk atau akibat tidak adanya pilihan lain. Apalagi, layanannya beragam. Mulai dari yang sederhana, yaitu phone banking, lalu SMS banking dan yang terakhir Internet banking. Kini, di Indonesia tiga komponen m-Banking ini sama popularnya dan memiliki pasarnya sendiri-sendiri. Kalangan perbankan nasional pun tak mau ketinggalan unjuk gigi untuk melengkapi layanan m-Banking di banknya masing-masing.

Bank Niaga salah satunya. Bank ini telah memberikan berbagai fasilitas transaksi, antara lain ATM, phone banking atau NET’s, PC Banking atau Internet banking dan Self Service Terminal. “Tidak itu saja, kami juga mengembangkan TV banking untuk memudahkan nasabah bertransaksi, mengingat tidak semua mempunyai PC, sedangkan kalau televisi semua orang pasti punya. Hanya saja perlu tambahan beberapa perangkat lain, seperti modem,” kata Dina Sutadi, Coorporate Communication Manager Bank Niaga. Dengan berbagai fasilitas tersebut, para nasabah dapat bertransaksi secara cepat tanpa batasan waktu dan jarak. Selain itu, Bank ini juga telah memiliki layanan ‘call center’ untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang ingin mengetahui lebih banyak mengenai bank tersebut, termasuk menyampaikan keluhan yang dihadapinya. Bank swasta nasional lain yang juga menjadi pionir layanan m-Banking adalah Bank Central Asia (BCA). Awalnya, layanan ini justru dilontarkan oleh mitra kerjanya. Peluang layanan m-Banking ditangkap oleh operator seluler GSM, Excelcomindo yang kemudian menggandeng BCA, yang sejak Oktober 2001 telah meluncurkan layanan m-Banking. Dengan layanan ini, pemilik kartu GSM seluler ProXL bisa melakukan transaksi dari mana pun, sepanjang ada jaringan ProXL. Sayangnya, layanan ini hanya bisa dimanfaatkan oleh pelanggan ProXL. Mereka yang ingin memiliki fasilitas m-Banking harus mengganti kartunya dengan kartu yang berkapasitas 32k. Lalu melakukan registrasi di BCA lewat ATM, tentu saja hanya bagi pemilik kartu ATM BCA. Kalau semua berjalan lancar, langsung baru bisa bertransaksi. Menurut Aswin Wirjadi, Deputy President Director BCA, adanya layanan m-Banking ini jelas sangat menghemat investasi. Sebab BCA tidak mengeluarkan apa pun, juga tidak menerima bagian dari proses transaksi. Tetapi, investasi untuk pembangunan ATM bisa dikurangi, selain biaya proses yang sangat murah. Sementara, perangkat transaksi yang digunakan milik customer, yang berupa ponsel dan kartu SIM. Transaksi lewat n-Banking relatif murah. Standar internasional menyebutkan bahwa biaya transaksi lewat ATM mencapai 40 sen dollar AS (Rp 4.000), lewat teller satu dollar AS (Rp 10.400), tetapi lewat m-Banking cuma satu sen dollar (Rp 100). Itu sebabnya BCA akan terus memperluas kerja sama m-Banking dengan operator seluler lainnya, “Dan kalau bisa mengalihkan semua transaksi ATM ke m-Banking, investasi yang dihemat sangat besar,” katanya. Menurut data yang dimilikinya, dari satu juta transaksi ATM BCA per hari, sekitar 450.000 transaksi berupa non-cash, misalnya, transfer, pembayaran tagihan dan cek saldo. Peluang ini yang ingin ditangkapnya bersama operator seluler, karena menguntungkan semua pihak, baik bank, operator seluler yang memungut Rp 1.000 dari tiap transaksi dan pelanggan kedua pihak itu. Perusahaan jasa keuangan yang awalnya bergerak di bidang asuransi yang kemudian juga mengembangkan bank, Bumiputra, juga tak mau ketinggalan. Sebagai pengikut, Bank Bumiputra tentu menjanjikan kelebihan dalam layanan m-Bankingnya. Jika BCA hanya menggandeng Exelcomindo, HSBC dan bank Panin dengan Telkomsel, Bank Bumiputra melakukan terobosan dengan merangkul seluruh operator telepon selular yang ada di tanah air. Sehingga dengan operator mana pun, Anda dapat menggunakan transaksi lewat ponsel. Menurut Direktur Bank Bumiputra Toto Moeljono, nasabah bank yang ingin transfer uang, cek saldo, bayar tagihan kartu kredit, telepon seluler (ponsel), dan listrik, tak perlu melangkahkan kaki ke ATM, apalagi harus ke kantor bank. Cukup pencet-pencet tombol telepon selular (ponsel) Anda, semua transaksi itu dapat dilakukan cukup dengan SMS (short message service). •jl

http://www.ebizzasia.com/0107-2003/snote,0107.htm

Share this

Leave a Reply

Your email address will not be published.