admin
Referensi Sistem Penunjang Keputusan
08/26/2008
Apakah Sistem Penunjang Keputusan ?
Pada sekitar tahun 1960-1970, Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support
System) mulai diper kenalkan. Sistem Penunjang Keputusan dirancang untuk
mengembangkan efektivitas dan produktivitas dari para manajer dan kaum profesional.
SPK adalah suatu sistem interaktif yang sering digunakan oleh para individu yang mem –
punyai pengalaman minim dengan komputer dan meto de analisis. Sistem ini juga
mencakup berbagai jenis sistem, perangkat dan teknologi dalam pengembangan suatu
suatu organisasi. SPK dipakai untuk membantu decision maker dalam pengambilan
keputusan sehingga keputusan yang dihasilkan menjadi tepat sasaran dan betul – betul
berguna bagi organisasi.
Alasan (latar belakang) mengapa memerlukan SPK:
· Membutuhkan informasi yang akurat dan baru secara cepat.
· SPK sering dianggap sebagai keberhasilan dari suatu organisasi.
· Manajemen mengamanatkan perlunya SPK dalam organisasi.
· Informasi yang dibutuhkan tergantung pada waktu (sesuai situasi dan kondisi).
· Perlunya penghematan biaya operasional.
Tujuan SPK:
· Membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi
terstruktur
· Mendukung penilaian atau keputusan manajer bukan menggantikannya.
· Meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan manajer daripada efisiensinya.
Bayangkan sebuah organisasi dimana para manajernya tidak dapat menggunakan
komputer untuk membantu aktivitas yang memerlukan keputusan. Bandingkan gambaran
diatas sebuah organisasi dimana para manajernya secara rutin menggunakan komputer
untuk mendapatkan dan memproses pengetahuan yang mendasari suatu keputusan yang
dibuat. SPK menyimpan dan memproses berbagai jenis pengetahuan sangat cepat
daripada pikiran manusia.
Sebagai tambahan dalam keuntungan efisiensi, SPK sangat efektif dalam penangan –
an berbagai macam pengetahuan karena tidak mempunyai kondisi manusia seperti
kelelahan, kealpaan, kesalahan kalkulasi, dan stress. Kegagalan dalam mengaktualisasi –
kan berbagai penunjang keputusan dapat membuat para manajer dan organisasinya dalam
posisi tidak menguntungkan.